2.1.
Pengertian
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah model
pembelajaran yang mengacu pada metode pengajaran dimana siswa bekerja bersama
dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar. Adapun beberapa definisi
tentang pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan.
Cohen (Nur Asma, 1994:3) mendefinisikan bahwa di samping
memiliki pengertian luas tentang belajar kooperatif, dan kerja kelompok (group
work), juga menunjukan ciri sosiologis yaitu penekanannya pada aspek
tugas-tugas kolektif yang harus dikerjakan bersama dalam kelompok dan
pendelegasian wewenang dari guru kepada siswa, dan guru berperan sebagai
fasilitator dalam membimbing siswa menyelesaikan materi atau tugas.
Salvin (Nur Asma, 1995:5) mendefinisikan bahwa pengertian
dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama, saling menyumbang pemikiran dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu maupun
kelompok.
Artz dan Newman (Nur Asma, 1990:448) mendefinisikan bahwa
belajar kooperatif adalah suatu pendekatan yang mencangkup kelompok kecil dari
siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah,
menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama.
Davidson dan Kroll (Nur Asma, 1991:262) mendefinisikan
belajar kooperatif adalah kegiatan yang berlangsung di lingkungan belajar siswa
dalam kelompok kecil yang saling berbagi ide-ide dan kerja secara kolaboratif
untuk memecahakan masalah-masalah yang ada dalam tugas mereka.
Dari beberapa pendapat dikemukakan dapat dipahami bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan siswa belajar bersama, saling menyumbangkan
pikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar individu maupun
kelompok untuk mecapai suatu tujuan yang maksimal.
Dalam pembelajaran
kooperatif harus memperhatikan 5 hal menurut Rahayu (Dwi Purnomo, 2004:2) sebagai
berikut :
a.
Saling
ketergantungan positif (positive interdependence). Yang dimaksud dalam aspek
saling ketergantungan positif adalah siswa harus merasa bahwa mereka saling
tergantung secara positif dan saling terikat antar sesama anggota kelompok.
b.
Interaksi tatap
muka (face to face interaction). Dengan cara adanya komunikasi verbal antar
siswa yang didukung oleh saling ketergantungan positif, demikian siswa dapat saling
membantu dalam pencapaian tujuan belajar, dan sumbangan pemikiran dalam
pemecahan masalah.
c.
Pertanggung jawaban
individu (individual accountability). Agar dapat menyumbang, mendukung, dan
membantu sesama anggota dalam kelompok siswa harus menguasai materi dalam
pembelajaran. Jadi diperlukan ketentuan bahwa setiap anggota kelompok
bertanggung jawab untuk mempelajari materi yang akan dipelajari dan juga harus
bertanggung jawab terhadap hasil belajar kelompok.
d.
Keterampilan
berinteraksi antar individu dan kelompok (Interpersonality interaction skill).
Keterampilan sosial sangat penting dalam belajar kooperatif dan harus diajarkan
kepada siswa. Selain itu siswa juga harus dimotivasi untuk menggunakan
keterampilan berinteraksi dalam kelompok yang benar sebagai bagian dari proses
belajar.
e.
Keefektifan
proses kelompok (gruop processing). Siswa memproses keefektifan kelompok
belajar mereka dengan cara menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang
belajar dan mana yang tidak, dan membuat keputusan terhadap tindakan yang bisa
dilanjutkan atau perlu diubah.
2.2.
Tujuan Pembelajaran
Kooperatif
Pelaksanaan model cooperative learning membutuhkan
partisipasi dan kerja sama dalam kelompok pembelajaran. Cooperative learning
dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap
tolong-menolong dalam beberapa perilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan
model belajar mengajar cooperative learning adalah agar siswa dapat belajar
secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai
pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan
gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
Pada dasarnya model cooperative learning dikembangkan untuk
mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:
1.
Pencapaian Hasil
Belajar
Dalam cooperative learning meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting
lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan,
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di
samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, cooperative
learning dapat memberi keuntungan, baik pada siswa kelompok atas (memiliki
kemampuan tinggi) maupun siswa kelompok bawah (memiliki kemampuan rendah).
Untuk siswa kelompok atas dapat menjadi pengajar bagi siswa kelompok bawah
sehingga kemampuan akademiknya akan meningkat. Hal ini tentu menguntungkan pula
untuk siswa kelompok bawah.
2.
Penerimaan
Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan lain model cooperative learning adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, dan ketidak mampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi
peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja
dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain.
3.
Pengembangan
Keterampilan Sosial
Tujuan penting ketiga cooperative learning adalah
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan
ini sangat penting dimiliki di dalam masyarakat walaupun beragam budaya. Selain
unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit juga dapat membantu
siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama.
Download selengkapnya disini.
0 komentar:
Tell us what you're thinking... !