Latest Archive :
Home » » Self Regulated Learning

Self Regulated Learning

Written By Ferryxz on Minggu, 17 Juni 2012 | 04.24


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian Self Regulated Learning
Self Regulated Learning adalah suatu model pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada pebelajar untuk mengelola secara efektif pembelajaran sendiri dalam berbagai cara, sehingga pencapai hasil belajar yang optimal. Teori sosial kognitif menyatakan bahwa faktor sosial, kognitif serta faktor perilaku, memainkan peran penting dalam proses pembelajaran. Salah satu proses pembelajaran yang melibatkan ketiga faktor tersebut adalah Self Regulated Learning. Zimmerman & Martinez-Pons, (1990) menyatakan bahwa Self Regulated Learning merupakan konsep mengenai bagaimana seorang siswa menjadi pengatur bagi belajarnya sendiri.
Zimmerman mendefinisikan Self Regulated Learning sebagai suatu proses dimana seorang siswa mengaktifkan dan mendorong kognisi (cognition), perilaku (behaviours) dan perasaannya (affect) secara sistematis dan berorientasi pada pencapaian tujuan belajar. Berdasarkan perspektif sosial kognitif, siswa yang dapat dikatakan sebagai Self Regulated Learner adalah siswa yang secara metakognitif, motivasional, dan behavioral aktif dan turut serta dalam proses belajar mereka. Siswa tersebut dengan sendirinya memulai usaha belajar secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang diinginkan, tanpa bergantung pada guru, orang tua atau orang lain.
Menurut Kathryn Dukworth, et al (2009: 2) Self Regulation Learning (SRL) mengacu pada "pikiran, perasaan dan aksi yang terencana dan diadaptasikan untuk mencapai tujuan-tujuan personal", termasuk didalamnya: 1) goal setting untuk pembelajaran; 2) konsentrasi terhadap instruksi; 3) menggunakan strategi efekif untuk mengorganisasikan ide-ide, 4) menggunakan sumber-sumber belajar dengan efektif, 5) memonitoring penampilan, 6) mengatur waktu dengan efektif, dan 7) memegang keyakinan positif tentang salah satu kemampuan yang dimiliki.
Schunk, (1998) menjelaskan Self Regulated Learning berlangsung bila siswa secara sistematik mengarahkan perilaku dan kognisinya dengan cara memberi perhatian pada instruksi tugas-tugas, melakukan proses dan mengintegrasikan pengetahuan, mengulang-ulang informasi untuk diingat serta mengembangkan dan memelihara keyakinan positif tentang kemampuan belajar (self efficacy) dan mampu mengantisipasi hasil belajarnya.
Siswa dikatakan telah menerapkan Self Regulated Learning apabila siswa tersebut memiliki strategi untuk mengaktifkan metakognisi, motivasi, dan tingkah laku dalam proses belajar mereka sendiri (Ponz, 1990). Kebiasaan mengatur dan mengarahkan diri sendiri diharapkan dapat terbentuk dalam belajar.
Self Regulated Learning menempatkan pentingnya kemampuan seseorang untuk belajar disiplin mengatur dan mengendalikan diri sendiri, terutama bila menghadapi tugas-tugas yang sulit. Pada sisi lain, Self Regulated Learning menekankan pentingnya inisiatif karena SRL merupakan belajar yang terjadi atas inisiatif sundiri. Siswa yangmemiliki inisiatif menunjukkan kemampuan untuk mempergunakan pemikiran-pemikirannya, perasaan-perasaannya, strategi dan tingkah lakunya untuk mencapai tujuan (Zimmerman, 2002). Dengan demikian dapat dikatakan betapa efektifnya belajar jika siswa memiliki keterampilan self-regulated learning (SRL).

2.2.      Komponen-Komponen Psikologis Self Regulated Learning
         Modal potensi kecerdasan dan bakat tidaklah cukup untuk mendorong kesuksesan dalam belajar. Dorongan psikologis yang bersifat mendidik (psycho-educative) sangatlah penting untuk menumbuh kembangkan potensi kecerdasan dan bakat, sehingga mencapai keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Salah satu bentuknya adalah motivasi dan kepercayaan diri. Selain potensi kecerdasan dan bakat, SRL dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajar secara optimal, desebabkan karena bersinerginya 3 (tiga) komponen SRL, yaitu self-motivation, self-efficacy, dan self-evaluation.
1.      Motivasi diri (Self-motivation).
         Menurut Maslow (1943-1970) yang dikutip Djamarah (225:115) sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan, aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah yang mampu memotivasi tingkah laku seseorang. Motivasi berasal dari bahasa Latin, yaitu ”movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak.
         Motivasi diartikan sebagai suatu kondisi yang menggerakkan individu untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan dari tingkat tertentu atau dengan kata lain motivasi itu yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu itu berbuat, bertindak, atau bertingkah laku, (Effendi, 1984).
         Self-motivation adalah motivasi internal untuk melakukan suatu usaha demi suatu tujuan. Pada intinya Self-motivation merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
         Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Motivasi berkaitan dengan sumber pendorong yang mengarahkan prilaku untuk belajar dimana motivasi merupakan aspek penting dalam pembelajaran. Semakin tinggi motivasi seseorang maka kemauan belajarnya juga akan semakin tinggi.

Download Selengkapnya 

  1. Link 1 (Box).
  2. Link 2 (Solidfile)
  3. Link 3 (GD)
  4. Link 4 (4shared)


Share this article :

0 komentar:

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2013. Ferryxz Yamato II - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger